Review: BlackBerry 10, Senjata Pamungkas RIM

shares |



Platform ini digadang-gadang akan menjadi senjata pamungkas Research in Motion selaku pembuat BlackBerry agar tetap bisa bersaing di tengah persaingan platform smartphone yang semakin kejam. Dengan kata lain, perangkat yang menggunakannya harus memiliki
sesuatu yang bisa dibanggakan penggunanya, mengingat untuk saat ini platform BlackBerry OS 7 bisa dibilang jauh tertinggal dibanding iOS, Android atau bahkan platform baru Windows Phone. Kini kami berkesempatan melakukan review sebuah perangkat BlackBerry 10, yakni Dev Alpha A. Memang yang dirilis pada Januari nanti bukanlah ponsel ini, namun pastinya secara umum ponsel ini mewakili apa yang nanti akan muncul di BlackBerry London.

Desain dan Bodi

Kami tidak akan berbicara banyak untuk desain dan bodi, karena smartphone BB10 yang nantinya akan diluncurkan disini bukanlah Dev Alpha A. Bodinya sendiri benar-benar nyaris identik dengan PlayBook, bahan doff pada belakang dan glossy pada depan. Gesture Swipe pada Playbook bisa digunakan disini, itu sebabnya ponsel ini agak bongsor dibanding ponsel berlayar 4.3 inci lainnya, karena membutuhkan ruang lebih agar Anda mampu melakukan gesture pada daerah sekeliling layar. Bahkan sampai tombol volume, huruf yang digunakan pun sama persis. Memang ada perbedaan di loudspeaker dan letak kamera, namun secara umum smartphone ini benar-benar seperti PlayBook yang diminiaturisasi.

Layar Dev Alpha A berukuran 4,2 inci, namun resolusinya 1280x768 piksel, dengan kata lain kepadatannya 355 piksel per inci, melebihi Retina Display iPhone 4 (330 ppi) dan Sony Xperia S (342 ppi). Tak hanya itu, kualitas layar juga bagus, dengan warna putih yang cemerlang, singkat kata karakteristiknya mirip layar IPS pada iPhone atau HTC One X. Kekurangannya adalah warna hitamnya kurang gelap, masih terlihat agak keabuan.

Input Teks

Input teks merupakan hal yang krusial bagi perangkat BlackBerry, mengingat platform ini sejak awal ditargetkan untuk profesional. Kini eranya smartphone dengan layar sentuh, jadi wajar saja jika RIM pun ikutan membuat ponsel BB berlayar sentuh, dimulai dari BB Storm. Keyboard pada BB10 ini menganut keyboard QWERTY. Penggunaannya mudah dan nyaman, dengan huruf yang besar-besar dan jelas terlihat. Apalagi fitur prediktifnya sudah lebih cerdas, menampilkan prediksi di tiap huruf yang ''ditebak'' oleh ponsel. Seperti biasa emotikon ala BlackBerry hadir di keyboard ini.

Antar Muka

Dev Alpha A yang kami review ini menggunakan OS BlackBerry versi 10.0.9.1425. Tampilannya sudah sangat berbeda dari BlackBerry Playbook, kini disebut BlackBerry Flow. Lockscreen-nya menampilkan jam, notifikasi dan kamera. Anda bisa menaruh teks di lock screen. Untuk mengunlock perangkat dalam keadaan layar mati, Anda hanya perlu menyapu dari bagian bawah bezel ke arah layar (ke atas). Sayangnya akses pintas ke kamera cukup lambat, ada jeda beberapa detik, lagipula saat sedang loading itu Anda harus menahan jari Anda pada layar untuk membuka aplikasi kamera tersebut.

Di bagian menu, ada rasa-rasa iOS disini. Tidak ada menu utama seperti Android, melainkan ikon aplikasi yang berjejer secara horizontal. Tiap layar memiliki ikon aplikasi sebanyak 4x4 ikon. Karena itu ukuran ikon tergolong besar, memudahkan penggunaan ponsel. Untuk antarmukanya sendiri masih terkesan kaku dibanding Android dan iOS, hal yang wajar mengingat target utama BlackBerry adalah pengguna dari kalangan bisnis dan profesional. Mirip iPhone, Anda dapat mengatur letak-letak tiap ikon sesuka Anda dnegan menahan ikon tersebut dan menyeretnya. Di bagian bawah ikon-ikon ada akses untuk menelepon, Searching dan Kamera.

Seperti pada perangkat Android, yang kemudian diikuti iOS, jika Anda menyapu bagian atas layar kebawah maka ada bar yang turun ke bawah, namun bukan notifikasi. Isinya lebih mirip toggle pada ponsel Android dari Samsung dan LG, yang memiliki akses pintas untuk menyalakan bluetooth, rotasi layar, WiFi, mengaktifkan alarm, Silent mode, serta akses pintas ke menu Setting.

Yang unik dibanding pesaingnya adalah BlackBerry Flow, fitur ini menyediakan serangkaian jendela mini pada layar yang menunjukkan semua aplikasi yang sedang berjalan, selain itu pengguna dapat dengan mudah membolak-balikkan aplikasi tersebut tanpa harus kembali ke home screen dan mengklik pada ikon yang terpisah. Jadi semacam Recent Apps pada Android namun memiliki halaman sendiri di Homescreen. Hal ini sebetulnya sudah digunakan RIM di tablet PlayBook, menunjukkan kemampuan multitasking dari perangkat tersebut.

Satu lagi adalah BlackBerry Hub. Fitur ini akan menjadi pusat kegiatan pada BlackBerry 10 Anda. Fitur ini bisa diakses di bagian paling kiri layar. Jika Anda sedang membuka aplikasi lain, Anda bisa langsung mengakses Hub dengan menyapu dari bagian bawah bezel ke arah layar (ke atas) lalu kemudian belok ke kanan. Disini semua notifikasi yang Anda terima, baik jejaring sosial, telpon masuk, SMS, ulang tahun kawan dan sebagainya muncul berkumpul dalam satu wadah. Anda bisa melakukan Search, dan langsung meng-compose pesan. Pengaturan-pengaturannya tidak banyak, antara lain Conversation mode, tampilan dan opsi untuk otomatis mengunduh gambar.

Untuk performa, kami tidak bisa menjabarkannya karena model prototipe ini kurang smooth dan memiliki banyak keterbatasan. Jika performanya mulus seperti PlayBook, maka hal ini cukup krusial sebagai poin plus, mengingat banyak pengguna yang kurang puas dengan performa ponsel BB saat ini. Pastinya, ada efek-efek transisi, meskipun tidak banyak. Tampilan layar yang enak dilihat merupakan poin plus, setara dengan smartphone kelas atas berlayar LCD semisal iPhone dan HTC One X. Namun model full layar sentuh ini bukan tanpa kelemahan. Anda yang tidak pernah menggunakannya atau tidak pernah membaca fitur-fiturnya mungkin akan kebingungan dengan fitur gesture pada BB10. Apalagi antarmuka saya rasa kurang intuitif dan informatif, semoga saja RIM bisa membereskannya saat peluncurannya akhir Januari nanti.

Kamera

Untuk kamera RIM membekali perangkat BlackBerry 10 dengan fitur yang menarik yakni Time Machine alias memajukan dan memundurkan waktu. Artinya, jika anda sedang melakukan pengambilan gambar, lalu orang yang menjadi objek foto berkedip atau melakukan gerakan yang membuat foto tak jelas, anda tidak perlu mengulang pengambilan gambar tadi untuk mendapatkan hasil yang sempurna, anda dapat melakukan edit memundurkan atau memajukan waktu di area muka orang yang berkedip tadi. Pada dasarnya, kamera sudah melakukan perekaman ketika fitur ini diaktifkan.

Fitur-fitur lainnya sangat minim, hanya ada mode pemotretan (normal, stabilization dan burst), Scene (auto, night mode, action, beach/snow dan text) serta pemilihan aspek rasio (16:9 dan 4:3). Untuk perekaman video ada mode stabilization, Scene (auto, night, beach / snow), Light (memanfaatkan LED pada kamera ponsel) dan ukuran resolusi (720p dan 1080p). Menyentuh layar bisa dilakukan untuk memotret, sedangkan untuk autofokus sifatnya continous. Mungkin saja di smartphone BB10 versi retail nanti akan ada peningkatan untuk fitur-fitur kamera.

Pemutar Musik

Pemutar musik untuk tampilan awalnya terbagi menjadi Recently added, recently played, sedangkan untuk Library membagi berdasarkan artist, albums, dan genre. Anda bisa membuat playlist sendiri. Namun pemutar musik ini tidak memiliki pengaturan equalizer, padahal ponsel BlackBerry Curve 8320 yang sudah jadul saja memiliki pengaturan untuk memilih equalizer. Mungkin RIM akan menambahkannya di versi final nanti.

Kesimpulan

Karena Dev Alpha A ini merupakan barang prototipe, jadi mohon dimaklumi kalau ada beberapa fitur yang tidak bisa kami review, seperti web browser dan lain-lain. Jika menganggap bahwa OS BB10 adalah senjata andalan RIM, maka sejujurnya mereka sudah membuatnya dengan baik. Tampilannya sudah modern, demikian pula fitur-fiturnya. Fitur gesture yang juga akan diadopsi oleh BlackBerry London adalah sebuah hal inovatif, meski bisa jadi bumerang jika calon pengguna tidak diedukasi terlebih dulu soal fitur ini. Untuk pasar Indonesia, menurut saya tipe N Series dengan keyboard QWERTY-nya akan lebih laku, mengingat pengalaman yang sudah-sudah BlackBerry tipe layar sentuh tidak pernah menjadi best seller. Di luar hal tersebut, RIM masih punya harapan dengan platform BB10 yang menjanjikan ini.

Artikel Terkait

1 komentar